About Us Products Outlets After Sales Blog NOTALE
Lingkungan hidup

Simak 18 Kota yang Terkontaminasi Hujan Mikroplastik, Jakarta Pusat Tertinggi!

Comala | 06 November 2025 17:18

Share:
Simak-18-Kota-yang-Terkontaminasi-Hujan-Mikroplastik,-Jakarta-Pusat-Tertinggi!

Fenomena hujan kini tak lagi sesederhana air yang turun dari langit. Hasil penelitian terbaru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa air hujan di sejumlah kota besar di Indonesia telah terkontaminasi mikroplastik — partikel plastik mikroskopik berukuran kurang dari 5 milimeter yang bisa masuk ke tubuh manusia melalui udara, makanan, atau air.

Melansir laporan Bisnis.com (29 Oktober 2025), penelitian BRIN yang dilakukan di 18 kota di Indonesia menemukan bahwa Jakarta Pusat menjadi wilayah dengan kadar mikroplastik tertinggi dalam air hujan. Temuan ini diperoleh melalui analisis sampel air hujan yang dikumpulkan sepanjang 2024–2025 dari berbagai wilayah.

 

18 Kota yang Terdeteksi Hujan Mengandung Mikroplastik

Menurut data BRIN, kota dengan konsentrasi mikroplastik tertinggi hingga terendah adalah:
Jakarta Pusat, Bandung, Surabaya, Tangerang, Bogor, Bekasi, Depok, Medan, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Balikpapan, Samarinda, Makassar, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, dan Manado.

Jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan di air hujan Indonesia adalah polypropylene (PP) dan polyethylene (PE) — dua jenis plastik yang lazim digunakan untuk kemasan makanan, botol air minum, dan kantong plastik sekali pakai.

Peneliti BRIN, Rahmi Sulistyorini, menjelaskan bahwa partikel plastik dapat terbawa angin dari aktivitas manusia, naik ke atmosfer, lalu ikut turun kembali ke bumi melalui presipitasi. Fenomena ini disebut sebagai atmospheric plastic cycling, sebuah bentuk “daur ulang plastik” yang justru berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

 

Dampak Kesehatan dari Hujan Mikroplastik

Kementerian Kesehatan RI melalui laman resminya juga mengingatkan, paparan mikroplastik berlebihan bisa memicu gangguan hormon, iritasi paru, dan peradangan jaringan tubuh. Partikel ini dapat menempel di sistem pernapasan, bahkan ditemukan dalam darah manusia berdasarkan riset Vrije Universiteit Amsterdam (2022).

Kondisi udara lembap di rumah dapat memperburuk situasi. Ketika ventilasi buruk dan udara stagnan, mikroplastik yang terbawa dari luar rumah bisa mengendap lebih lama di dalam ruangan. Hal ini membuat paparan jangka panjang lebih sulit dihindari, terutama bagi anak-anak dan lansia.

Temuan bahwa 18 kota di Indonesia kini tercemar hujan mikroplastik menjadi peringatan bahwa polusi udara tak hanya terjadi di jalanan, tapi juga bisa masuk ke ruang tempat kita bernaung.

Jika rumahmu sering lembap — misalnya karena musim hujan panjang, ventilasi terbatas, atau keberadaan hewan peliharaan — kondisi ini bisa memperbesar risiko partikel mikroplastik dan polutan lain terperangkap di udara. Sebagai langkah perlindungan, kamu bisa andalkan Notale Dehumidifier Suho.

Perangkat ini memiliki kapasitas serap lembap hingga 12 L per hari, tangki air 1,6 L, dan jangkauan area hingga ≤ 40 m², ideal untuk kamar tidur, ruang keluarga, maupun apartemen kecil. Dengan menjaga kelembapan tetap stabil, kamu membantu sirkulasi udara tetap sehat dan mengurangi potensi mikroplastik bertahan lama di rumah.

Udara bersih tak hanya soal kenyamanan — tapi juga soal perlindungan kesehatan jangka panjang dari ancaman kecil yang tak kasat mata.